Selasa, 28 Juli 2009

PENANGGULANGAN HIV/AIDS

II. TUJUAN, SASARAN, VISI DAN MISI

Tujuan
 Umum :
o Mencegah atau mengurangi penyebaran HIV & AIDS serta mengurangi penderitaan dan dampak sosial ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit tersebut.

 Khusus :
o Mengurangi tingkat penularan HIV & AIDS
o Menciptakan suasana/ lingkungan yang kondusif guna memudahkan terselenggaranya upaya pencegahan, pengobatan serta perawatan yang komprehensif thd ODHA meningkatkan kemampuan penanggulangan (response) untuk mencegah, mengobati, merawat & memberi dukungan (support) kepada ODHA
o Meningkatkan koordinasi & kerjasama lintas sektor (pemerintah, LSM, swasta, organisasi ODHA & donor internasional) guna memudahkan penyelenggaraan program.
Sasaran

Dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010 :
• Semua remaja dan pemuda memperoleh KIE tetntang cara pencegahan HIV & AIDS
• Setiap orang mampu melindungi dirinya dari penularan HIV & AIDS
• Semua darah donor, produk darah dan jaringan transplant bebas dari pencemaran HIV
• Setiap ODHA dapat memperoleh pelayanan pengobatan, perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.
• 50% hubungan seksual beresiko telah menggunakan kondom
• Prevalensi infeksi HIV pada umur 15 – 24 tahun menurun 20%

Visi

Mengendalikan penyebaran infeksi HIV & AIDS dan mampu meningkatkan kualitas ODHA, serta mampu hidup dalam lingkungan yang sehat dan memiliki prilaku sehat agar terhindar dari penularan Virus HIV & AIDS.

Misi
• Meningkatkan upaya pengendalian serta pencegahan terhadap penyebaran virus HIV & AIDS bagi kalangan kelompok berperilaku resiko tinggi
• Meningkatkan upaya pencegahan dan kualitas pelayanan serta meningkatkan jangkauan ODHA dan masyarakat ttg virus HIV& AIDS.
• Meningkatkan dan mengembangkan surveilans sentinel HIV/AIDS
• Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya virus HIV/AIDS

Hasil kegiatan program P2 Diare

PENYUSUNAN TARGET PROGRAM P2 DIARE PUSKESMAS
1. Jumlah Penduduk : …………. jiwa
2. Perkiraan penderita : 30 % X Jumlah Penduduk
3. Target dilayani sarkes : 10 % X Perkiraan penderita
4. Kebutuhan Oralit : ( Target dilayani sarkes + 10 % ) X 6 sachet
5. Kebutuhan Stock Oralit : Kebutuhan Oralit + 10 %

REALISASI PENCAPAIAN PROGRAM DIARE TAHUN 2008
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2008

JML PDDK Perkiraan Target Realisasi %
NO PUSKESMAS PKM Penderita 1 Thn
1 Penengahan 36.270 10.917 1.092 811 74
2 Bakauheni 20.907 6.293 629 604 96
3 Bangun Rejo 44.053 13.260 1.326 496 37
4 Bandar Agung 32.465 9.772 977 581 59
5 Palas 33.989 10.231 1.023 518 51
6 Bumi Daya 22.446 6.756 676 191 28
7 Kalianda 34.173 10.286 1.029 838 81
8 Way Urang 41.136 12.382 1.238 838 68
9 Way Muli 22.214 6.686 669 1183 177
10 Sidomulyo 51.386 15.467 1.547 706 46
11 Sidoharjo 17.899 5.388 539 242 45
12 Titiwangi 53.827 16.202 1.620 357 22
13 Tanjung Agung 61.703 18.573 1.857 992 53
14 Way Sulan 21.333 6.421 642 348 54
15 Merbau Mataram 37.965 11.427 1.143 907 79
16 Talang Jawa 10.688 3.217 322 311 97
17 Tanjung Bintang 60.000 18.060 1.806 827 46
18 Tanjung Sari 30.013 9.034 903 478 53
19 Karang Anyar 63.073 18.985 1.898 1394 73
20 Banjar Agung 25.937 7.807 781 384 49
21 Natar 53.764 16.183 1.618 566 35
22 Brant Raya 36.015 10.841 1.084 342 32
23 Hajimena 39.419 11.865 1.187 783 66
24 Sukadamai 33.228 10.002 1.000 617 62
Jumlah 883.902 266.055 26.605 15.314 58

Senin, 27 Juli 2009

DAMPAK KUALITAS FISIKA, KIMIA, DAN BAKTERIOLOGI AIR MINUM TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

Air bersih yang digunakan sebagai bahan baku air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun, dan tidak ada kuman penyakit ( patogen ). Dampak positif kualitas air bersih yaitu memberikan rasa aman, nyaman dan sehat, sedangkan dampak negatif dari kualitas air yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu mengakibatkan kelainan fungsi ginjal, penyakit diare dan tipoid, Air bersih yang didapatkan dari tanah dangkal lebih banyak terdapat bakteri, semakin banyak lokasi sumber air yang berasal dari tanah dangkal yang dimanfaatkan untuk bahan baku air bersih dan air minum, semakin banyak pula lokasi sumber air yang ditemukan banyak mengandung bakteri ( Penyehatan air dalam penanggulangan KLB, Depkes RI, 1996 )Untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat kualitas air bersih sebagai bahan baku air minum untuk kehidupan manusia, dilakukan upaya pengamanan kualitas air melalui perbaikan kualitas air. Upaya perbaikan kualitas dilakukan dengan cara memperbaiki /menurunkan / menghilangkan konsentrasi bakteriologis. Salah satu upaya pengolahan air baku guna mendapatkan air bersih maupun air minum yang memenuhi syarat kualitas bakteriologis yaitu dengan cara membunuh/mematikan kuman (desinfeksi) secara fisika dengan penyaringan dan ultra violet maupun ozon ( Mark J hamer ).
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses disinfeksi pada upaya menurunkan jumlah bakteri dalam air bersih, dilakukan uji pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan indikator kolitinja. Adapun metoda yang paling sering digunakan yaitu metoda Perkiraan Jumlah Kuman Terdekat (JPT)/Most Porbable Number (MPN) tabung ganda 3 x 3. ( Depkes RI, 1993).
Berdasarkan Permenkes nomor : 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air adalah dalam air minum tidak boleh ada bakteri koliform dan kolitinja, dengan kata lain, jumlah koliform dan kolitinja adalah 0 /100 ml air. Namun pada tahun 2002 telah terbit Keputusan Menteri Kesehatan R I nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002, temtang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, dipersyaratkan bahwa kolitinja atau Escherichia coli atau Fecal coli jumlah per 100 ml sampel adalah 0 ( Kepmenkes no 907, 2002 ).

Sabtu, 25 Juli 2009

PROGRAM P2 DIARE TAHUN 2008

A. Tujuan

Tujuan dari penanggulangan diare pada anak-anak adalah sebagai berikut :

¨ Menghindari kehilangan cairan yang berlebihan pada penderita diare

¨ Menghindari kemungkinan kekurangan gizi pada anak penderita diare

¨ Mencegah terjadinya infeksi yang dapat ditimbulkan akibat penyakit diare pada anan-anak

¨ Mencegah kematian yang diakibatkan oleh diare pada anak-anak usia dibawah 5 tahun

B. Kebijakan Program Diare

Sesuai dengan hasil pertemuan teknis program P2ML tahun 1997 yang dilaksanakan oeleh Direktorat Jendral PPM & PLP Departemen Kesehatan RI di Jakata, maka ada beberapa hal yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Diare di Kabupaten Lampung Selatan antara lain :

¨ Perhitungan target penemuan penderita sebanyak 3 % dari jumlah seluruh penduduk

¨ Penggunaan oralit diproyeksikan sebanyak 5 – 6 bungkus per penderita yang memerlukan oralit

¨ Penggunaan cairan infuse kurang dari satu botol per penderita

¨ Mengupayakan peningkatan pengetahuan dan partisipasi kader kesehatan di desa untuk melaporkan setiap ada kasus penyakit diare di wilayah kerjanya

¨ Mengantisipasi setiap peningkatan kasus penderita diare agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)

C. Sasaran

Kelompok usia : 0 – 1 tahun

Kelompok usia : 1 – 4 tahun

Kelompok usia : diatas 5 tahun

D. Target

Target Program Pemberantasan penyakit diare yang ingin dicapai yaitu :

1. Penemuan dan pengobatan penderita sebanyak 10 % dari insiden diare.

E. Strategi

¨ Upaya rehidrasi oral dengan oralit dan cairan rumah tangga

¨ Terapi cairan intravena untuk dehidarasi berat

¨ Penggunaan air bersih dan peningkatan higiene perorangan dan kesehatan lingkungan

¨ Upaya promosi ASI dan perbaikan makanan pendamping ASI

¨ Upaya terapi medikamentosa susuai dengan indikasi.

F. KEGIATAN

  1. Penemuan dan pengobatan penderita oleh petugas kesehatan dan kader.
  2. Pembinaan teknis upaya peningkatan pelayanan pada penderita diare.